Namaku Ulifah Praminata.
Aku terlahir sebagai anak sulung dari 3 bersaudara
Tapi aku dirawat dan dibesarkan oleh Keluarga angkatku ( Budeku - Kakak dari Ayahku ) dan Aku menjadi anak bungsu dari 6 bersaudara.
Tetapi hidupku sangat rumit. Aku memang diangkat keluarga Budeku, tapi seolah keluarga kandungku selalu ikut campur dan tak membiarkan Aku hidup tenang dengan keluarga Budeku. Dari kecil keluarga kandungku jarang membiayaiku. Paling kalau pulang ke kampung yang notabene setahun cuma 2-3x itu mereka memberiku uang saku yang tak seberapa.
Aku sering mendengar isu bahwa keluarga kandungku menuduh keluarga angkatku menghabiskan jatah uang yangs eharusnya buatku, OMG, kalo mau hitung-hitungan, pikirkan aja berapa biaya makanku tiap harinya? Katakan makan 3-4x sehari sudah berapa? Belum juga uang jajanku? Dan uang lain-lain? Kok bisa-bisanya mereka seperti itu, padahal ngaish uang aja gak rutin dan kalo dihitung secara rinci, malah gak cukup. Jiaaaaaah.
Aku gak suka cara mereka, yang selalu ikut campur urusanku.
Belum itu saja, ketika beranjak gede, Aku masih ingat jelas, kedua adikku dibelikan HP Nokia yang pakek kamera ( sekitar tahun 2006 ) tapi ketika Aku yang meminta, Aku hanya dibelikan HP Siemens yang layarnya aja htam putih.
Dan peristiwa yang tak pernah Aku lupakan seumur hidupku adalah ketika Aku mulai masuk SMEA, tahun 2005, tiap bulan Aku dijatah Rp. 300.000 dari keluarga kandung. Itupun harus dicata setiap pengeluaran per sennya. Ya Allah, aku hanya bisa mengelus dada.
Kos = Rp. 50.000
SPP = Rp. 40.000
Buku & keperluan sekolah lain = Rp. 100.000
Keperluan pribadi ( perlengkapan mandi, dll ) = Rp. 50.000 ( bayangin aja, 50rb dapat sabun, sikat gigi, pasta gigi, deterjen, dll seberapa? belum lagi untuk beli pembalut )
Makan = Rp. 3.000 x 3 kali sehari = Rp. 9.000 per hari, itupun minumnya air putih.
Kalo sebulan berapa? Rp. 9.000 x 26 hari ( karena hari Minggu Aku pulang ke rumah ) = Rp. 234.000
Keperluan lain-lain, dadakan misal untuk ekskul = Rp. 100.000
Dari situ saja sudah bisa dilihat, jatah 300rb per bulan itu tak berarti apapun. Padahal itu udah Aku minimialis seminimal mungkin dan membeli barang yang hanya penting dan semurah mungkin.
Dan terlalu sering Keluarga kandungku telat mengirimi uang untukku, harusnya tiap tanggal 1, malah dikirimi tanggal 20. Terus ketika tanggal 1 bulan depan lagi Aku minta, selalu dijawab : Baru 10 hari yg lalu dikirimi masak udah habis??? Wooooeyyyyy, taruh mana tuh otak? Kalian gak mikir, dari tgl 1 sampai tgl 20 ketika kalian telat ngirim uang itu biaya sekolahku dapat minjam?
Kalau saja, Ayah angkatku masih hidup, gak akan Aku mengemis dibiayain oleh keluarga kandungku. Tapi sayang, Ayah angkatku meninggal ketika usiaku 10 tahun :-( dan Emakku menjadi ortu tunggal untuk 6 orang anak.
Aku juga masih ingat, ketika Aku magang di kota lain dan harus ngekos di sana yang notabene biaya kos dan baya hidup lebih mahal. Pernah, disms katanya ditransfer hari ini, sedangkan uangku sudah tinggal seribu. Aku berjalan kaki ke ATM yang jaraknya 4km dari kosanku, tapi ternyata belum dikirim. Aku telpon, katanya disuruh nunggu karena sedang proses transfer. Aku menunggu hingga berjam-jam tapi tak ada uang yang masuk.
Akhirnya Aku berjalan kaki lagi sekitar 4km untuk ke kosan temenku, Aku mau pinjem uang. Aku mau sms, pulsaku sudah habis untuk nelpon Keluarga kandungku tadi.
Aku juga ingat, ketika mau hari Raya Idul Fitri, Keluarga Kandungku pulang ke Kampung, dan Aku minyta uang buat beli baju, ditanyain minta berapa, Aku jawab 100rb. Tapi Aku malah dikasih 50rb dan berkatalah Keluarga Kandungku "Ini, nanti kembalikan sisanya 30rb".
ya Allah, berarti Aku cuma dikasih 20rb? Di tahun 2007 uang segitu dapat apa?
Gak kuat menahan itu, Aku bilang : Ya udah, aku pinjem sepedanya aja, Aku mau ke rtrumah temen. ( Setelah itupun Aku ngebut sambil nangis di jalan ) Rasanya udah gak kuat. Aku menuju rumah temenku. Tapi ketika Aku pulang, ternyata keluarga angkatku sudah menungguku. Mereka menanyakan kepadaku "Kamu tadi melakukan apa ke Keluarga Kandungmu? Kok dia bilang Kamu gak punya aturan, dikasih uang 100rb malah dilempar ke mukanya?"
Aku menahan tangis yang tak mau Aku keluarkan di depan keluarga angkatku. Aku cuma senyum saja tanpa menjawab sepatah katapun. Aku pergi ke kamar dan Aku menangis di sana dan sayup-sayup Aku mendengar perdebatan keluarga angkatku di dapur tentang cerita yang diceritakan keluarga kandungku tadi. Aku mendengar salah satu Kakakku memanggilku, Aku usap airmataku dan Aku keluar. Kakakku cuma bilang "Mas percaya kamu tidak melakukan hal itu, Mas tau kamu dari kecil dan tau sifatmu. Besok-besok gak usah meminta uang ke keluarga kandungmu lagi. Ini Mz kasih, sana belio baju yang kamu pengen ( sambil disodorkan uang 100rb )"
Aku diam saja, rasanya airmata ini sudah tak kuat lagi. Aku cuma berkata lirih "Makasih Mz".
Kejadian tak berhenti di situ saja, ketika esoknya sudah Hari Raya Idul Fitri, Keluarga kandungku yang rumahnya cuma berjarak beberapa meter dari rumah keluarga angkatku tak menyapaku. Akupun diam karena aku masih terluka dengan ucapan mereka yang katanya Aku melempar uang ke muka mereka gara-gara gak mau dikasih uang 100rb. Hingga Lebaran telah usai dan mereka pulang ke Surabaya ( karena mereka memang tinggalnya di Surabaya ), tiba-tiba ada sms di HPku. Betapa kagetnya Aku ketika Aku buka ada pesan seperti ini :
"Aku tak mau menganggap kamu anak, sampai matipun jangan sampai kamu menyentuh mayatku. Kamu tuh anak durhaka"
Aku terdiam dan dalam hati Aku cuma mengucap istighfar. Ya Allah, cuma Engkaulah yang tau apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang sebenarnya durhaka.
Aku tunjukkan sms itu ke Keluarga Angkatku sambil gak kuat Aku berkata "Aku gak pernah ngurusin hidup mereka kenapa mereka selalu mengganggu hidupku"? Selanjutnya cuma air mata dan nafas yang terisak-isak yang keluar dariku. Aku dipeluk oleh keluargaku, oleh Kakak-kakakku dan juga Budeku yang satunya. Aku sempat mendengar mereka berkata "Kamu yang sabar ya, kami semua ada di sampingmu" Dan aku melihat mereka menitikkan air mata melihat nasibku. Hari itu tepat dengan acara pernikahan kakaku yang cowok. Dan sejak sata itu Aku tak pernah bersapa dengan keluarga kandungku. Hingga Aku lulus SMEA tahun 2008 dengan perjuangan biaya sekolah yang sangat susah. Dan hampir saja Aku putus sekolah karena gak ada biaya. akhirnya kakak iparku menjual sapinya utnuk biaya sekolahku. Ya Allah, sungguh adilnya Engkau. Di setiap deritaku, engkau memberikan keluarga angkat yang sangat menyayangiku. nenekku juga yang sangat mencintaiku dan juga bude-budeku lainnya. :-)
Tak sampai hanya di situ penderitaanku gara-gara keluarga kandungku. ketika Aku masih pacaran dan belum memutuskan menikah, sekitar tahun 2012, Adik kandungku mau menikah dan di adat kami sebenarnya agak saru jika adik menikah dahulu sbeelum kakakknya.
Banyak yang nanya kepadaku "Tidak apa-apakah ketika adikmu menikah duluan?"
Dan jawabanku sellau begini "Ya silakan aja menikah,Aku mah gak ngurus, Lagian emangnya kalo mau nungguin Aku nikah dulu sanggup? Secara Aku masih tidak berfikiran untuk menikah. Masa depanku masih panjang dan Aku masih ingin membuat bangga keluarga angkatku. Aku tidak mau ada predikat RUGI DISEKOLAHKAN TINGGI-TINGGI KALO BELUM BISA MEMBAHAGIAKAN KELUARGA MALAH UDAH NIKAH DULUAN, sama dengan TUTUP BUKU, BUKA TENDA BIRU UNTUK IKAH"
Selain itu juga Aku tidak mau menikah muda, yang notabene pikiran anak muda masih pengen bersenang-sennag dulu. Ntar kena beban rumah tangga yang berat, malah K'O. Amit-amit dah kalo ini.
Di sinilah masalah mulai terjadi lagi. Tiba-tiba keluarga kandungku sms :
"Kamu ngomong apa ke Adikmu hingga dia tak mau nikah sebelum kamu yang nikah? Kamu mau tanggung jawab kalo sampai terjadi ada apa-apa sama Adikmu?"
Weeeuww, Aku sudah gak kuat dari dulu harus ngalah. Akhirnya Aku balas smsnya seperti ini :
"Ngapain aku yang tanggung jawab, kumpul sama kalian aja gak pernah. Lagian kalo ada apa-apa sama anakmu yang dari kecil kamu rawat ya tanggung jawabmu. Haha. kalo emang terjadi apa-apa sama anakmu yang memalukan, ya kamu yang GOBLOK, gak bisa ngatur anak"
Dan mereka gak terima dengan smsku begitu, balik sms, Aku bales balik. Dan terakhir Adikku nomor 2 yang sms. Bilang seperti ini :
"Mbak, kamu itu taubat'o, menurut penglihatanku kamu itu akan celaka kalo seperti ini, bla bla bla."
Aku jawab aja : "Eh kamu, gak usah ikut campur ya, yang awalnya nyari masalah tadi siapa? Pernah aku ikut campur urusan keluargamu kalo gak keluargamu duluan ikut camur urusanku? Kamu kalo berani, ayo pulang ke kampung halaman, kita selesaikan masalah di sana, jangan beraninya lewat sms. Kalo perlu, sekarang Aku akan pulang ke Jawa. Sialan kamu."
Dan ternyata semua smsku itu dikirim ke semua kakak-kakakku. Mereka menanyakan dan aku jawab saja dengan santainyua : "jangan dikira membangunkan macan tidur itu tidak akan celaka".
Yaaa, bahkan sampai saat ini, tahun 2015 mereka masih aja beberapa kali syirik ke Aku.
Pernah juga Adikku melahirkan dan Aku menitipkan kado ke kakakku tanpa sepengetahuan Bapakku, weeew langsung update status di BBM kayak gini "Punya ponkana satu aja gak bisa beliin kado, dasar pelit"
Wkwkwkw, Aku tau sih itu nyindir Aku tapi EMANG GUE PIKIRIN. telingaku udah ketutup dengan omongan kalian, mataku udah buta dengan status-status gak jelas kalian, hatiku juga udah kebal. Lagian Aku udah ngasih kado kok. Seburuk-buruknya Aku, masih selalu membelikan mereka pakaian ketika Lebaran Idul Fitri.
Dan untungnya Allah SWT memberikan Suami yang sangat penyayang dan pengertian. Tak pernah menyuruhku wajib melakukan tugas rumah tangga. Malah seringkali dia yang membantuku melakukan tugas rumah tangga tanpa Aku minta. Alhamdulillah.
*******************************************
well, Aku rasa cukup sampai di sini cerita tentangku. Atau mungkin curhatku kali ya juudlnya. Hehe
Semoga tak ada yang mengalami hal sama denganku. Aamiin.
Aku terlahir sebagai anak sulung dari 3 bersaudara
Tapi aku dirawat dan dibesarkan oleh Keluarga angkatku ( Budeku - Kakak dari Ayahku ) dan Aku menjadi anak bungsu dari 6 bersaudara.
Tetapi hidupku sangat rumit. Aku memang diangkat keluarga Budeku, tapi seolah keluarga kandungku selalu ikut campur dan tak membiarkan Aku hidup tenang dengan keluarga Budeku. Dari kecil keluarga kandungku jarang membiayaiku. Paling kalau pulang ke kampung yang notabene setahun cuma 2-3x itu mereka memberiku uang saku yang tak seberapa.
Aku sering mendengar isu bahwa keluarga kandungku menuduh keluarga angkatku menghabiskan jatah uang yangs eharusnya buatku, OMG, kalo mau hitung-hitungan, pikirkan aja berapa biaya makanku tiap harinya? Katakan makan 3-4x sehari sudah berapa? Belum juga uang jajanku? Dan uang lain-lain? Kok bisa-bisanya mereka seperti itu, padahal ngaish uang aja gak rutin dan kalo dihitung secara rinci, malah gak cukup. Jiaaaaaah.
Aku gak suka cara mereka, yang selalu ikut campur urusanku.
Belum itu saja, ketika beranjak gede, Aku masih ingat jelas, kedua adikku dibelikan HP Nokia yang pakek kamera ( sekitar tahun 2006 ) tapi ketika Aku yang meminta, Aku hanya dibelikan HP Siemens yang layarnya aja htam putih.
Dan peristiwa yang tak pernah Aku lupakan seumur hidupku adalah ketika Aku mulai masuk SMEA, tahun 2005, tiap bulan Aku dijatah Rp. 300.000 dari keluarga kandung. Itupun harus dicata setiap pengeluaran per sennya. Ya Allah, aku hanya bisa mengelus dada.
Kos = Rp. 50.000
SPP = Rp. 40.000
Buku & keperluan sekolah lain = Rp. 100.000
Keperluan pribadi ( perlengkapan mandi, dll ) = Rp. 50.000 ( bayangin aja, 50rb dapat sabun, sikat gigi, pasta gigi, deterjen, dll seberapa? belum lagi untuk beli pembalut )
Makan = Rp. 3.000 x 3 kali sehari = Rp. 9.000 per hari, itupun minumnya air putih.
Kalo sebulan berapa? Rp. 9.000 x 26 hari ( karena hari Minggu Aku pulang ke rumah ) = Rp. 234.000
Keperluan lain-lain, dadakan misal untuk ekskul = Rp. 100.000
Dari situ saja sudah bisa dilihat, jatah 300rb per bulan itu tak berarti apapun. Padahal itu udah Aku minimialis seminimal mungkin dan membeli barang yang hanya penting dan semurah mungkin.
Dan terlalu sering Keluarga kandungku telat mengirimi uang untukku, harusnya tiap tanggal 1, malah dikirimi tanggal 20. Terus ketika tanggal 1 bulan depan lagi Aku minta, selalu dijawab : Baru 10 hari yg lalu dikirimi masak udah habis??? Wooooeyyyyy, taruh mana tuh otak? Kalian gak mikir, dari tgl 1 sampai tgl 20 ketika kalian telat ngirim uang itu biaya sekolahku dapat minjam?
Kalau saja, Ayah angkatku masih hidup, gak akan Aku mengemis dibiayain oleh keluarga kandungku. Tapi sayang, Ayah angkatku meninggal ketika usiaku 10 tahun :-( dan Emakku menjadi ortu tunggal untuk 6 orang anak.
Aku juga masih ingat, ketika Aku magang di kota lain dan harus ngekos di sana yang notabene biaya kos dan baya hidup lebih mahal. Pernah, disms katanya ditransfer hari ini, sedangkan uangku sudah tinggal seribu. Aku berjalan kaki ke ATM yang jaraknya 4km dari kosanku, tapi ternyata belum dikirim. Aku telpon, katanya disuruh nunggu karena sedang proses transfer. Aku menunggu hingga berjam-jam tapi tak ada uang yang masuk.
Akhirnya Aku berjalan kaki lagi sekitar 4km untuk ke kosan temenku, Aku mau pinjem uang. Aku mau sms, pulsaku sudah habis untuk nelpon Keluarga kandungku tadi.
Aku juga ingat, ketika mau hari Raya Idul Fitri, Keluarga Kandungku pulang ke Kampung, dan Aku minyta uang buat beli baju, ditanyain minta berapa, Aku jawab 100rb. Tapi Aku malah dikasih 50rb dan berkatalah Keluarga Kandungku "Ini, nanti kembalikan sisanya 30rb".
ya Allah, berarti Aku cuma dikasih 20rb? Di tahun 2007 uang segitu dapat apa?
Gak kuat menahan itu, Aku bilang : Ya udah, aku pinjem sepedanya aja, Aku mau ke rtrumah temen. ( Setelah itupun Aku ngebut sambil nangis di jalan ) Rasanya udah gak kuat. Aku menuju rumah temenku. Tapi ketika Aku pulang, ternyata keluarga angkatku sudah menungguku. Mereka menanyakan kepadaku "Kamu tadi melakukan apa ke Keluarga Kandungmu? Kok dia bilang Kamu gak punya aturan, dikasih uang 100rb malah dilempar ke mukanya?"
Aku menahan tangis yang tak mau Aku keluarkan di depan keluarga angkatku. Aku cuma senyum saja tanpa menjawab sepatah katapun. Aku pergi ke kamar dan Aku menangis di sana dan sayup-sayup Aku mendengar perdebatan keluarga angkatku di dapur tentang cerita yang diceritakan keluarga kandungku tadi. Aku mendengar salah satu Kakakku memanggilku, Aku usap airmataku dan Aku keluar. Kakakku cuma bilang "Mas percaya kamu tidak melakukan hal itu, Mas tau kamu dari kecil dan tau sifatmu. Besok-besok gak usah meminta uang ke keluarga kandungmu lagi. Ini Mz kasih, sana belio baju yang kamu pengen ( sambil disodorkan uang 100rb )"
Aku diam saja, rasanya airmata ini sudah tak kuat lagi. Aku cuma berkata lirih "Makasih Mz".
Kejadian tak berhenti di situ saja, ketika esoknya sudah Hari Raya Idul Fitri, Keluarga kandungku yang rumahnya cuma berjarak beberapa meter dari rumah keluarga angkatku tak menyapaku. Akupun diam karena aku masih terluka dengan ucapan mereka yang katanya Aku melempar uang ke muka mereka gara-gara gak mau dikasih uang 100rb. Hingga Lebaran telah usai dan mereka pulang ke Surabaya ( karena mereka memang tinggalnya di Surabaya ), tiba-tiba ada sms di HPku. Betapa kagetnya Aku ketika Aku buka ada pesan seperti ini :
"Aku tak mau menganggap kamu anak, sampai matipun jangan sampai kamu menyentuh mayatku. Kamu tuh anak durhaka"
Aku terdiam dan dalam hati Aku cuma mengucap istighfar. Ya Allah, cuma Engkaulah yang tau apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang sebenarnya durhaka.
Aku tunjukkan sms itu ke Keluarga Angkatku sambil gak kuat Aku berkata "Aku gak pernah ngurusin hidup mereka kenapa mereka selalu mengganggu hidupku"? Selanjutnya cuma air mata dan nafas yang terisak-isak yang keluar dariku. Aku dipeluk oleh keluargaku, oleh Kakak-kakakku dan juga Budeku yang satunya. Aku sempat mendengar mereka berkata "Kamu yang sabar ya, kami semua ada di sampingmu" Dan aku melihat mereka menitikkan air mata melihat nasibku. Hari itu tepat dengan acara pernikahan kakaku yang cowok. Dan sejak sata itu Aku tak pernah bersapa dengan keluarga kandungku. Hingga Aku lulus SMEA tahun 2008 dengan perjuangan biaya sekolah yang sangat susah. Dan hampir saja Aku putus sekolah karena gak ada biaya. akhirnya kakak iparku menjual sapinya utnuk biaya sekolahku. Ya Allah, sungguh adilnya Engkau. Di setiap deritaku, engkau memberikan keluarga angkat yang sangat menyayangiku. nenekku juga yang sangat mencintaiku dan juga bude-budeku lainnya. :-)
Tak sampai hanya di situ penderitaanku gara-gara keluarga kandungku. ketika Aku masih pacaran dan belum memutuskan menikah, sekitar tahun 2012, Adik kandungku mau menikah dan di adat kami sebenarnya agak saru jika adik menikah dahulu sbeelum kakakknya.
Banyak yang nanya kepadaku "Tidak apa-apakah ketika adikmu menikah duluan?"
Dan jawabanku sellau begini "Ya silakan aja menikah,Aku mah gak ngurus, Lagian emangnya kalo mau nungguin Aku nikah dulu sanggup? Secara Aku masih tidak berfikiran untuk menikah. Masa depanku masih panjang dan Aku masih ingin membuat bangga keluarga angkatku. Aku tidak mau ada predikat RUGI DISEKOLAHKAN TINGGI-TINGGI KALO BELUM BISA MEMBAHAGIAKAN KELUARGA MALAH UDAH NIKAH DULUAN, sama dengan TUTUP BUKU, BUKA TENDA BIRU UNTUK IKAH"
Selain itu juga Aku tidak mau menikah muda, yang notabene pikiran anak muda masih pengen bersenang-sennag dulu. Ntar kena beban rumah tangga yang berat, malah K'O. Amit-amit dah kalo ini.
Di sinilah masalah mulai terjadi lagi. Tiba-tiba keluarga kandungku sms :
"Kamu ngomong apa ke Adikmu hingga dia tak mau nikah sebelum kamu yang nikah? Kamu mau tanggung jawab kalo sampai terjadi ada apa-apa sama Adikmu?"
Weeeuww, Aku sudah gak kuat dari dulu harus ngalah. Akhirnya Aku balas smsnya seperti ini :
"Ngapain aku yang tanggung jawab, kumpul sama kalian aja gak pernah. Lagian kalo ada apa-apa sama anakmu yang dari kecil kamu rawat ya tanggung jawabmu. Haha. kalo emang terjadi apa-apa sama anakmu yang memalukan, ya kamu yang GOBLOK, gak bisa ngatur anak"
Dan mereka gak terima dengan smsku begitu, balik sms, Aku bales balik. Dan terakhir Adikku nomor 2 yang sms. Bilang seperti ini :
"Mbak, kamu itu taubat'o, menurut penglihatanku kamu itu akan celaka kalo seperti ini, bla bla bla."
Aku jawab aja : "Eh kamu, gak usah ikut campur ya, yang awalnya nyari masalah tadi siapa? Pernah aku ikut campur urusan keluargamu kalo gak keluargamu duluan ikut camur urusanku? Kamu kalo berani, ayo pulang ke kampung halaman, kita selesaikan masalah di sana, jangan beraninya lewat sms. Kalo perlu, sekarang Aku akan pulang ke Jawa. Sialan kamu."
Dan ternyata semua smsku itu dikirim ke semua kakak-kakakku. Mereka menanyakan dan aku jawab saja dengan santainyua : "jangan dikira membangunkan macan tidur itu tidak akan celaka".
Yaaa, bahkan sampai saat ini, tahun 2015 mereka masih aja beberapa kali syirik ke Aku.
Pernah juga Adikku melahirkan dan Aku menitipkan kado ke kakakku tanpa sepengetahuan Bapakku, weeew langsung update status di BBM kayak gini "Punya ponkana satu aja gak bisa beliin kado, dasar pelit"
Wkwkwkw, Aku tau sih itu nyindir Aku tapi EMANG GUE PIKIRIN. telingaku udah ketutup dengan omongan kalian, mataku udah buta dengan status-status gak jelas kalian, hatiku juga udah kebal. Lagian Aku udah ngasih kado kok. Seburuk-buruknya Aku, masih selalu membelikan mereka pakaian ketika Lebaran Idul Fitri.
Dan untungnya Allah SWT memberikan Suami yang sangat penyayang dan pengertian. Tak pernah menyuruhku wajib melakukan tugas rumah tangga. Malah seringkali dia yang membantuku melakukan tugas rumah tangga tanpa Aku minta. Alhamdulillah.
*******************************************
well, Aku rasa cukup sampai di sini cerita tentangku. Atau mungkin curhatku kali ya juudlnya. Hehe
Semoga tak ada yang mengalami hal sama denganku. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar